Kelima
manfaat tersebut yakni sehatnya hutan bakau di Teluk Benoa, tercegahnya
banjir, bertambahnya ruang hijau terbuka, terpulihkannya kawasan
konservasi Pulau Pudut, dan mengembalikan kehidupan biota laut, ujar
sejumlah tokoh masyarakat Bali
Komang
Gde Subudi, Ketua Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan
Hidup Bali, dan tokoh agama Hindu Bali I Ketut Wiana, menjelaskannya
kepada wartawan, Selasa (26/1).
Perairan
di Teluk Benoa itu memiliki luas sekitar 1.400 meter, hampir seluruh
permukaannya mengalami endapan lumpur (sedimentasi) yakni seluas 1.100
meter. Bila dibiarkan, penumpukan sedimentasi itu akan bertambah tiap
tahunnya sehingga menyebabkan terhalangnya alur air laut untuk sampai ke
hutan bakau, kata Subudi.
Tidak
adanya asupan air, dan terakumulasinya bahan pencemar dari daratan yang
tidak dapat digelontorkan keluar Teluk, mengakibatkan ekosistem bakau
bakal terancam punah.
Dia
juga mengatakan, “Revitalisasi nantinya mengatasi sedimentasi itu
sehingga hutan bakau bakal tetap sehat karena mendapat asupan air, dan
terhindar dari pencemaran”.
Kata
Subudi, tidak benar isu yang mengatakan bahwa hutan bakau akan ditebang
demi revitalisasi. Saat pembangunan nanti, hutan bakau tidak akan
disentuh karena yang akan direklamasi adalah perairan, bukan hutan
bakau. Selain itu, jarak aman pengerjaan proyek dari area bakau terluar
adalah sekitar 100-200 m.
Dia
juga mengatakan, bahwa hutan bakau di Teluk Benoa adalah terbesar di
Bali, makanya harus dijaga. Revitalisasi bisa menyehatkan bakau sehingga
hutan tetap terjaga.
Yang
selama ini wilayah sekitar Teluk Benoa sering dilanda banjir karena
sedimentasi, alur air laut yang mati dan sampah yang menggunung di
Teluk. Karenanya, butuh kedalaman, penambahan, penataan dan perbaikan
alur air laut di Teluk Benoa. Kedalaman dan penambahan alur lintasan air
ini, sangat diperlukan untuk mencegah banjir, terutama pada musim
penghujan dan saat air laut pasang, papar Subudi.
Menata
alur air, dan memperbaiki kedalaman, juga bisa mengencerkan dan
menggelontorkan bahan pencemar yang masuk ke Teluk, sehingga dapat
mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup perairan Teluk
sebagai estuaria yang unik dengan keanekaragaman hayati yang tinggi,
kata Subudi.
Dia
menjelaskan, bahwa dalam konsep revitalisasi, disebutkan, yang akan
diperbaiki adalah endapan lumpur, alur air laut, dan masalah sampah yang
selama ini bermuara ke Teluk Benoa dari beberapa DAS yang terdapat di
Teluk. Dengan perbaikan tersebut, daerah sekitar Teluk akan terbebas
dari banjir. Ray.
No comments:
Post a Comment