Revitalisasi merupakan Konsep yang mengedepankan Green Development

Sejak awal digaungkannya berita rencana revitalisasi di teluk benoa, yayasan bumi bali bagus tidak memposisikan diri sebagai pro maupun kontra terhadap rencana revitalisasi tersebut, akan tetapi yayasan bumi bali bagus mengajukan sebuah ide, usul serta saran berupa sebuah maket / master plan kepada Dirut. PT.TWBI sebagai calon pengembang yang berkonsep Tri Hita Karana dengan penerapan sistem Subak di dalam tata kelola air di alur laut. Jika usulan yayasan bumi bali bagus disetujui, maka secara otomatis seluruh pendiri, pengurus,seluruh divisi yang berada di bawah yayasan bumi bali bagus, beserta anggotanya di seluruh bali akan mendukung SEPENUHNYA Revitalisasi Teluk Benoa.

Lima Manfaat dalam Revitalisasi Teluk Benoa

Badung - Sedikitnya ada lima manfaat dalam Revitalisasi Teluk Benoa (RTB) untuk keberlanjutan lingkungan di Teluk Benoa khususnya, dan Bali umumnya.

Kelima manfaat tersebut yakni sehatnya hutan bakau di Teluk Benoa, tercegahnya banjir, bertambahnya ruang hijau terbuka, terpulihkannya kawasan konservasi Pulau Pudut, dan mengembalikan kehidupan biota laut, ujar sejumlah tokoh masyarakat Bali
 

Ketua Yayasan Bumi Bali Bagus, Komang Gde Subudi: Revitalisasi Teluk Benoa Penting Untuk Masyarakat Bali

Badung -Pro dan kontra menghiasi media massa di Indonesia mengenai Revita, baik media massa cetak maupun elektronika, juga tidak ketinggalan Sosial Media (Sosmed) baik twitter, facebook media online ramai memperbincangkan pro dan kontra tersebut, sehingga timbul kesan adanya perang media maupun media sosial.

Kenapa Harus Mendukung Revitalisasi Teluk Benoa Di Bali…?

RASIONALITAS URGENSI REVITALISASI TELUK BENOA
Realisasi pembangunan yang terus meningkat dikawasan Teluk Benoa, terutama sejak terbangunnya jalan “ toll”, meronakan degradasi lingkungan hidup perairan Teluk Benoa, sehingga menuntut adanya revitalisasi guna pemulihan dan peningkatan nilai ekologi, sosial budaya dan ekonomi kawasan. Urgensi revitalisasi Teluk Benoa didasarkan pada panca (5) rasionalitas:

Pengembang klaim revitalisasi Teluk Benoa untuk perbaikkan lingkungan



"Ini revitalisasi yang intinya memperbaiki yang rusak, yang dangkal kami perdalam..."
Jakarta (ANTARA News) - Revitalisasi Tanjung dan Teluk Benoa, Bali, yang terdiri 1.400 hektare perairan dan 1.400 hektare hutan mangrove, ditujukan untuk memperbaiki lingkungan dan kehidupan ekonomi dan sosial budaya masyarakat setempat, kata pengembang kawasan itu.

Komisaris PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) Leemarvin Lieano di Jakarta, Senin, memastikan revitalisasi Teluk Benoa bertujuan memperbaiki lingkungan dan meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan agama masyarakat Bali, bukan membuat masalah baru sebagaimana diprotes pihak-piahk tertentu.

"Sangat wajar bila ada pro-kontra. Proyek-proyek besar dalam sejarah selalu ditentang sekelompok orang pada mulanya tetapi kemudian menjadi berkah pada akhirnya," kata dia.

Revitalisasi Tanjung dan Teluk Benoa telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasaan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

Marvin sangat yakin bahwa revitalisasi Benoa sangat bermanfaat. Kekhawatiran mengenai persoalan seperti banjir, krisis air, menutup akses nelayan, dan seolah-olah Bali akan tenggelam, sudah diantisipasi dan dicari solusinya, kata dia,  sehingga tidak perlu menjadi kekhawatiran berlebihan atau menolak program tersebut.

"Ini revitalisasi yang intinya memperbaiki yang rusak, yang dangkal kami perdalam. Reklamasi merupakan bagian kecil dari revitaliasi. Jadi bukan semata-mata reklamasi dalam arti menguruk laut," katanya.

Sebelumnya Guru Besar Kelautan dan Pesisir Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dietrich G. Bengen menilai dalam kajiannya perlu dilakukannya revitalisasi berbasis reklamasi karena saat air surut terjadi pendangkalan sehingga ekosistem mangrove mengalami gangguan.

Perbaikan melalui revitalisasi berbasis reklamasi agar alur laut yang dangkal diperdalam.

Masalah yang paling utama adalah sedimentasi yang semakin parah sehingga menyebabkan aliran air ke mangrove menjadi terhambat.

"Maka dari itu alur alami laut justru akan diperdalam untuk menjamin agar aliran air laut tersebut dapat diasup dengan baik oleh Mangrove disekitarnya selama 24 jam. Jika saat ini pada saat surut terlihat jelas lumpur yang menyelimuti hampir seluruh teluk, maka nantinya setelah revitalisasi kedalaman laut akan menjadi minimal tiga sampai lima meter pada saat surut terendah," katanya.

Marvin menambahkan dengan kedalaman seperti itu para nelayan dapat leluasa berlayar mencari ikan di laut lepas, dan bahkan masyarakat Tanjung Benoa dapat mengembangkan usaha wisata bahari sepanjang hari tanpa harus menunggu pasang.

Ia membantah bahwa akses nelayan dan pengusaha watersport akan dibatasi jika proyek itu jadi nantinya.

Di sisi lain, kata Marvin, dengan mempelajari sifat dan pola sedimentasi, maka di sela-sela perairan laut Teluk Benoa akan dibuat beberapa pulau penyangga yang materialnya diambil dari hasil pendalaman alur.

Sekitar 70 persen dari luasan perairan tersebut akan menjadi kawasan hijau baru sebagai paru-paru kota dan pelestarian ekosistim laut. Selanjutnya kurang dari 30 persen akan dibangun sebagai kawasan pengembang baru untuk menunjang pariwisata Bali yang dapat meningkatkan ekonomi setempat.

Dengan demikian, katanya, para wisatawan tidak lagi disuguhkan dengan kawasan perairan yang penuh lumpur, namun kawasan perairan teluk yang biru diselang-seling pulau penyangga yang hijau. Tentunya yang disajikan mengutamakan budaya dan adat masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana.

Marvin menegaskan terus merawat mangrove di kawasan Taman Hutan Raya.

Ia mengatakan sejak dahulu sekeliling Teluk Benoa Bali ditumbuhi mangrove dengan banyak kegunaan utamanya melindungi daratan Bali dari gempuran dan abrasi ombak. Hutan tanaman mangrove juga berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem dan berbagai biota yang hidup di sekitarnya.

"Itu yang kami jaga dan rawat melalui CSR bekerja sama dengan Forum Peduli Mangrove Bali dan telah menanam 3.500 bibit mangrove di kawasan Tahura," katanya.

Editor: Risbiani Fardaniah

7 Alasan Perlunya Revitalisasi Teluk Benoa

JAKARTA - Polemik revitalisasi Teluk Benoa, Bali terus berlanjut. Kelompok yang mendukung rencana revitalisasi Teluk Benoa melakukan parade budaya dan doa bersama sekaligus hearing dengan DPRD Bali.

Upaya ini diharapkan bisa disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku pemerintah pusat melalui DPRD Bali alasan perlunya dilakukan revitalisasi Teluk Benoa.

Aksi Demo Tolak Revitalisasi Teluk Benoa Tak Cerminkan Budaya Bali

JAKARTA - Anak Agung Ngurah Muditha atau akrab disapa Turah Pemayun Kesiman mengatakan aksi demonstrasi oleh segelintir massa yang menolak revilatisasi Teluk Benoa, Bali, Rabu (19/8) siang, tidak mencerminkan budaya dan adat istiadat masyarakat Bali.

PHDI : Revitalisasi Teluk Benoa Bertujuan Perbaiki Lingkungan

Jakarta. Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat I Ketut Wiana mengungkapkan ada pihak yang selalu melakukan fitnah dan menyebarkan kabar bohong bahwa akan dilakukan reklamasi di Teluk Benoa, Bali, yang bisa merusak lingkungan.

Segera Realisasikan Revitalisasi Teluk Benoa #RevitalisasiTelukBenoa

Sebagian besar masyarakat Bali sudah pasti mengenal Teluk Benoa, sebuah tempat yang terkenal akan keindahannya dan sudah menjadi obyek wisata favorit masyarakat Indonesia hingga Mancanegara. Salah satu keindahan yang terkenal berasal dari kelestarian Konservasi Taman Hutan Mangrove dan wahana olahraga air yang menjadi andalannya.

Kongres PHDI Bahas Revitalisasi Teluk Benoa untuk Perbaiki Lingkungan

Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat I Ketut Wiana mengungkapkan ada pihak yang selalu melakukan fitnah dan menyebarkan kabar bohong bahwa akan dilakukan reklamasi di Teluk Benoa, Bali, yang bisa merusak lingkungan. Padahal, kata Ketut Wiana, mereka yang kerap memfitnah itu tidak ahli soal lingkungan.

Analysa beberapa pakar tentang revitalisasi Teluk Benoa

Bpk. Prof.DR.Ir.Herman Wahyudi, DEA ( Ahli Geoteknik, ITS Surabaya ) 
RENCANA PENIMBUNAN REVITALISASI TELUK BENOA DAN DAMPAKNYA :