JAKARTA - Polemik revitalisasi Teluk Benoa, Bali terus
berlanjut. Kelompok yang mendukung rencana revitalisasi Teluk Benoa
melakukan parade budaya dan doa bersama sekaligus hearing dengan DPRD Bali.
Upaya
ini diharapkan bisa disampaikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku
pemerintah pusat melalui DPRD Bali alasan perlunya dilakukan
revitalisasi Teluk Benoa.
"Kami mendukung penuh rencana
revitalisasi itu. Kiranya, DPRD Bali bisa meneruskan aspirasi kami ke
Presiden Jokowi dan menteri-menteri terkait lainnya," ujar Kadek Agus
Ekanata selaku salah satu kelompok yang mendukung revitalisasi Teluk
Benoa, dalam siaran persnya, Senin (20/4/2015).
Dia menjelaskan,
datang ke DPRD Bali bersama tiga ribu orang yang mendukung rencana
revitalisasi tersebut yang terdiri dari 10 organisasi kemasyarakatan
tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pariwisata dan Budaya Bali.
Menurutnya,
ada 50 orang perwakilan dari mereka diterima Wakil Ketua DPRD Bali
Nyoman Sugawa Kori, didampingi delapan anggota DPRD lainnya dari semua
fraksi. Mereka adalah, Seperti Nyoman Parta, dan Disel Astawa dari
Fraksi PDIP, Wayan Adyanya dari Fraksi Demokrat, Ngurah Wijaya dari
Fraksi Golkar, Ketut M Pendit dari Fraksi Gerindra dan Ketua Pansus
Zonasi DPRD Bali I Kadek Diana.
Sementara itu, Sri Wigunawati
selaku salah satu perwakilan yang diterima hearing dengan DPRD Bali
menyampaikan, ada tujuh hal dibahas dalam kesempatan hearing tersebut.
Tujuh hal itu, kata Sri alasan diperlukannya revitalisasi Teluk Benoa.
Dia
menyebutkan alasan diperlukannya revitalisasi bisa mencegah banjir,
menambah ruang terbuka hijau, meningkatkan aktivitas sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat, memulihkan kawasan konservasi Pulau Pudut,
melindungi mangroove, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan,
kata Sri, DPRD akan mendesak ke pemerintah pusat segera menerbitkan
izin Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan melibatkan tim
profesional yang independen. "Kalau semua sudah clear, DPRD Bali menjanjikan tidak akan ada persoalan lagi untuk revitalisasi Teluk Benoa," tukasnya.
No comments:
Post a Comment